Rabu, 16 Februari 2011

Si Kancil dan Kuda | Memahami Matematika Syekh Siti Jenar

Dalam serat Bayan Budiman dikisahkan ketika kuda tiba kembali, si Kancil yang tahu gelagat segera berlari mendahului menghadap kepada sang Raja.
Berbeda dengan si Anjing, sambil terus menjulurkan lidah ia justru berlari untuk sembunyi di balik gerumbul.

Namun baunya segera tercium oleh si Kuda.
Anjing pun tak bisa mengelak lalu dikawal menghadap Raja SUlaiman ke istana.
Kancil telah tiba di hadapan sang Gusti Katon, Raja SUlaiman.
Gajah lalu diminta oleh Raja menjelaskan mengapa si Kancil diminta datang pada pisowanan agung di istana tersebut.

Sebelum menjawan si Kancil merasa perlu menkelaskan lebih dahulu mengapa semula ia menolak datang.
Sambil menunduk karena tahu bahwa sang Prabu agak marah, si Kancil menjelaskan bahwa dirinya betul-betul susah bagaimana memenuhi perintah dua ratu yang tidak bisa ditinggalkan salah satu.

Gajah lalu bertanya tentang ratu yang disebut si Kancil karena ia tidak mengerti apa memang ada khalifah yang selain Raja SUlaiman di bumi ini.
Sambil mengejek si Gajah, Kancil menyatakan mengapa gajag yang hidungnya panjang besar dan badannya bagaikan gunung, tetapi maksud dua ratu saja tidak mengerti.

Berlanjut ke:

Ejekan Si Kancil Kepada Gajah | Memahami Matematika Syekh Siti Jenar