Walaupun tahap akhir dari perjalanan rohani kaum sufi masih menjadi perdebatan, namun makrifat sebagai konsep dan sebagai tahap atau maqom yang lebih dikenal luas di kalangan penganut sufi ketimbang pemeluk Islam awam atau ulama.
Sebagai tahapan rohani makrifat mendasari kemampuan-kemampuan rohani berikut dan sebagai tindakan ia menjadi jalan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami realitas diri atau alam dan masyarakat.
Dari sini pula kemampuan makrifat dihubungkan dengan hampir semua tahap rohani sufistik hingga pencapaian ittihad (Kesatuan manusia - Tuhan) dan suatu pencapaian kasaampurnaan yang dikenal sebagai Insan Kamil atau manusia sempurna.
Makrifat berarti pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang bagi umumnya kaum sufi merupzkan pemerian dan rahmat dari Allah SWT sebagai suatu kemampuan mengetahui dan melihat Allah SWT dari dekat tanpa perantara nama atau sifat-sifat Tuhan tu sendiri.
Ini pula yang dinyatakan oleh Syekh Siti Jenar bahwa penyebutan nama-nama atau sifat-sifat Tuhan sebagai petunjuk belum sepurnanya ilmu seseorang, karena nama dan sifat bukanlah Dzat-Nya.
Sebagai tahapan rohani makrifat mendasari kemampuan-kemampuan rohani berikut dan sebagai tindakan ia menjadi jalan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami realitas diri atau alam dan masyarakat.
Dari sini pula kemampuan makrifat dihubungkan dengan hampir semua tahap rohani sufistik hingga pencapaian ittihad (Kesatuan manusia - Tuhan) dan suatu pencapaian kasaampurnaan yang dikenal sebagai Insan Kamil atau manusia sempurna.
Makrifat berarti pengetahuan yang diperoleh melalui akal yang bagi umumnya kaum sufi merupzkan pemerian dan rahmat dari Allah SWT sebagai suatu kemampuan mengetahui dan melihat Allah SWT dari dekat tanpa perantara nama atau sifat-sifat Tuhan tu sendiri.
Ini pula yang dinyatakan oleh Syekh Siti Jenar bahwa penyebutan nama-nama atau sifat-sifat Tuhan sebagai petunjuk belum sepurnanya ilmu seseorang, karena nama dan sifat bukanlah Dzat-Nya.
Arti Makrifat Menurut Imam Al-Ghazali